Mengenai Saya

Foto saya
I'm simple, smart, and cute girl :)

Senin, 03 Januari 2011

Analisis Kelayakan Usaha

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PADA USAHA
KIPANG “HARMEN” DI KOTA PARIAMAN


KARYA TULIS AKHIR


Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Ahli Madya (A.Md)








OLEH
BP : 0721008.

­­
PROGRAM STUDI : KIMIA ANALISIS
KONSENTRASI : INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN


KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI
AKADEMI TEKNOLOGI INDUSTRI PADANG
2010













BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tolok ukur kemajuan dari suatu daerah. Dimana sebagian besar pemacu pertumbuhan ekonomi adalah pada sektor industri. Salah satu elemen yang memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi adalah industri kecil dan menengah ( IKM ). Industri kecil dan menengah memiliki ketahanan terhadap goncangan perekonomian global. Di samping itu, industri kecil memiliki kemampuan menyerap tenaga kerja yang besar, membuka peluang usaha serta dapat mewujudkan peningkatan dan pemerataan pendapatan masyarakat.
Industri kecil dan menengah di kota Pariaman merupakan penyumbang cukup besar pada sektor ekonomi. Di kota Pariaman terdapat berbagai jenis industri, diantaranya industri pangan 22%, industri sandang 19,5 %, industri kimia dan bahan bangunan 14,6 %, industri logam dan elektronika 10,2 %, dan industri kerajinan 33,7 % ( Rekapitulasi : Industri kecil dan rumah tangga menurut cabang industri kota Pariaman tahun 2009 ).
Salah satu industri makanan yang berkembang di kota Pariaman adalah usaha kipang “Harmen“. Perusahaan ini menghasilkan produk berupa kipang kacang, kipang beras ketan putih, dan kipang beras ketan hitam. Dimana produk dari perusahaan ini cukup digemari oleh segala usia, baik anak – anak, remaja, maupun orang dewasa. Tingginya tingkat konsumsi masyarakat terhadap makanan kipang terutama masyarakat di kota Pariaman menunjukkan bahwa  usaha kipang memiliki prospek pasar yang baik.
Sebagaimana persoalan yang dihadapi oleh industri kecil pada umumnya, salah satu persoalan yang dihadapi oleh usaha kipang “Harmen“ adalah masih sederhananya pencatatan transaksi yang dilakukan serta belum adanya penerapan pembukuan yang baik, sehingga menyebabkan terjadi pencampuran antara keuangan pribadi dan keuangan perusahaan. Hal ini menimbulkan kondisi perusahaan yang belum diketahui apakah masih layak atau tidak layak untuk dipertahankan.
Bertitik tolak dari uraian di atas, penulis tertarik membahas masalah ini dan mengangkatnya sebagai Tugas Akhir dengan judul “ ANALISIS KELAYAKAN USAHA PADA USAHA KIPANG HARMEN DI KOTA PARIAMAN “.

1.2 Batasan Masalah
Mengingat cukup luasnya cakupan masalah yang dihadapi oleh perusahaan dan agar pembahasan tetap fokus pada permasalahan, maka penulis perlu membuat batasan masalah agar pembahasan lebih mendalam dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu penulis hanya menitik beratkan pada masalah yang menyangkut aspek finansialnya saja.

1.3  Rumusan Masalah
Dari batasan masalah di atas, dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut, Apakah usaha kipang “Harmen” layak atau tidak untuk dipertahankan?.

1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian mengenai analisis kelayakan usaha ini bertujuan untuk mengetahui apakah usaha kipang “Harmen“ di kota Pariaman ini masih layak atau tidak untuk dipertahankan.

1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a)      Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam mengambil keputusan untuk meneruskan mengembangkan usahanya atau tidak di masa yang akan datang.
b)      Sebagai masukan informasi mengenai laba yang diperoleh atau rugi yang diderita oleh perusahaan.
c)      Sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Ahli Madya pada Jurusan Kimia Analisis  Konsentrasi Pengolahan Pangan di Akademi Teknologi Industri Padang.
d)     Memperluas wawasan penulis dan para pembaca mengenai konsep dan teori analisis kelayakan usaha pada perusahaan serta aplikasinya di lapangan.

1.6 Asumsi
            Asumsi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Suku bunga bank (Bank Indonesia)  pada tahun 2009 adalah 13%.
2.      Harga yang dipakai adalah harga yang berlaku di kota pariaman pada saat pengambilan data dan tidak mengalami perubahan yang berarti.
3.      Seluruh produk yang dihasilkan terjual.
4.      Bahan baku tersedia dan mesin serta peralatan dalam keadaan baik.
5.      Produksi dilakukan setiap hari kerja, jumlah hari kerja dalam 1 tahun adalah 96 hari.
6.      Berdasarkan prediksi dari pemilik usaha kipang “Harmen”, mulai dari tahun 2013 volume penjualan mengalami kenaikan sebesar 10% setiap tahunnya.
7.      Modal adalah milik pemilik sendiri.












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Studi Kelayakan Usaha
Secara garis besar, menurut pengertian John M. Echols, bisnis berarti perusahaaan. Bisnis adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan tujuan dan target yang diinginkan dalam berbagai bidang, baik jumlah maupun waktunya (Kasmir dan Jakfar, 2009).
Menurut Husein Umar (2007), studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan.
Sedangkan menurut Yunizurwan (2009), studi kelayakan usaha merupakan suatu laporan yang memuat data hasil survei lapangan dan perhitungan – perhitungan untuk dapat mengambil suatu keputusan atau merekomendasikan apakah suatu gagasan usaha atau perancangan bisnis layak untuk dilanjutkan atau tidak ditinjau dari berbagai aspek. Oleh sebab itu dalam perhitungan – perhitungan studi kelayakan usaha, data yang digunakan hendaknya data ril ( tidak boleh dipakai data yang direkayasa ), sehingga hasil perhitungan menggambarkan kondisi yang sebenarnya, namun apabila memakai asumsi dalam perhitungan, asumsi tersebut hendaklah wajar dan logis.
Dari kedua pengertian di atas, didapatkan pengertian dari studi kelayakan usaha adalah penelitian yang dituangkan ke dalam laporan, dimana berisi data hasil survei lapangan dan perhitungan, untuk dapat digunakan sebagai keputusan atau rekomendasi terhadap layak atau tidak layak usaha tersebut dibangun, maupun saat dioperasionalkan secara rutin, dengan memperhatikan berbagai aspek.

2.2 Lembaga – Lembaga Yang Memerlukan Studi Kelayakan Usaha
Studi kelayakan usaha diperlukan oleh lembaga atau instansi baik swasta maupun pemerintah, disamping lembaga keuangan. Instansi tersebut memerlukan studi kelayakan usaha untuk berbagai kepentingan. Studi kelayakan usaha yang dibuat untuk keperluan sosial atau non komersial, pembahasan di titik beratkan pada manfaat atau benefit yang diberikan oleh adanya usaha tersebut, sedangkan untuk keperluan komersial, pembahasan di titik beratkan pada laba atau profit yang akan diperoleh (Yunizurwan, 2009).
Beberapa lembaga atau instansi yang memerlukan studi kelayakan usaha adalah :
1.      Pihak Manajemen Perusahaan, memerlukan studi kelayakan usaha untuk :
Studi kelayakan usaha dapat dibuat oleh pihak eksternal perusahaan maupun pihak internal perusahaan. Terlepas dari siapa yang membuat laporan ini, pembuatan laporan ini diperlukan dalam peningkatan usaha untuk meningkatkan keuntungan perusahaan, pengajuan peminjaman modal, dan sebagainya.
2.      Investor, memerlukan studi kelayakan usaha untuk :
a)   Melihat apakah profit atau keuntungan yang diperoleh sebanding dengan investasi yang ditanamkan ( Profit Margin ).
b)   Memilih jenis usaha yang lebih menguntungkan.
3.      Kreditor, memerlukan studi kelayakan usaha untuk :
a)      Melihat layak atau tidaknya suatu usaha yang diberi pinjaman.
b)      Seberapa besar pinjaman yang dapat diberikan kepada usaha tersebut.
4.      Pemerintah, memerlukan studi kelayakan usaha untuk :
Menetapkan kebijakan dan skala prioritas. Penghematan devisa negara, penggalakan ekspor nonmigas, dan pemakaian tenaga kerja massal merupakan contoh dari kebijakan pemerintah. Usaha-usaha yang membantu kebijakan pemerintah inilah yang diprioritaskan untuk dibantu, misalnya dengan subsidi dan keringanan lainnya.

2.3 Aspek – aspek Studi Kelayakan Usaha
Menurut Husein Umar (2007), ruang lingkup analisis kelayakan bisnis meliputi beberapa aspek. Aspek – aspek tersebut adalah sebagai berikut :
1)      Aspek Pasar dan Pemasaran
Dalam kaitan dengan studi kelayakan suatu usaha, aspek pasar dan pemasaran merupakan salah satu aspek yang paling penting. Hal ini disebabkan aspek pasar dan pemasaran sangat menentukan hidup matinya suatu perusahaan.
Evaluasi aspek pasar dan pemasarannya sangat penting dilakukan karena tidak ada usaha yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Pada dasarnya analisis pasar dan pemasaran bertujuan untuk mengetahui luas pasar dan pertumbuhan permintaan dari produk yang bersangkutan.



2)      Aspek Teknik dan Teknologi
Evaluasi aspek teknis ini mempelajari kebutuhan – kebutuhan teknis perusahaan, seperti jenis teknologi yang dipakai, kualitas (bahan baku dan proses produksi), lokasi atau letak pabrik, tata letak pabrik, dan perencanaan jumlah produksi.

3)      Aspek Manajemen
Aspek manajemen yang dievaluasi ada dua macam, yang pertama manajemen saat pembangunan pabrik dan yang kedua manajemen saat pabrik telah dioperasikan. Dalam pembangunan pabrik, telaah manajemennya antara lain menyusun rencana kerja, siapa saja yang terlibat, bagaimana mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan proyek dengan sebaik – baiknya. Sedangkan untuk telaah operasional proyek antara lain menentukan bentuk badan usaha, jenis – jenis pekerjaan, struktur organisasi serta sumber daya manusia.

4)      Aspek Yuridis
Evaluasi terhadap aspek yuridis perlu dilakukan, bagi pemilik perusahaan , evaluasi ini berguna antara lain untuk kelangsungan hidup perusahaan serta dalam rangka meyakinkan para kreditur  dan investor bahwa pabrik yang akan dibuat tidak menyimpang dari aturan yang berlaku. Seperti diketahui dalam suatu perusahaan dimana banyak pihak – pihak yang berkepentingan bergabung, dapat saja terjadi pelanggaran – pelanggaran terhadap kewajiban dari masing – masing pihak, sehingga penegakan aturan menjadi penting untuk dilaksanakan.

5)      Aspek Lingkungan
Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan tidak dapat dilepaskan dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan disini terbagi menjadi lingkungan hidup dan lingkungan sosial.

6. Aspek Finansial
Studi kelayakan terhadap aspek finansial perlu menganalisis bagaimana prakiraan aliran kas yang terjadi. Pada umumnya ada empat metode yang biasa dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian aliran kas dari suatu investasi, yaitu metode Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR), Payback Period, Profitability Index.

1.      Net present value ( NPV )
         Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa yang akan datang.. Adapun rumus yang akan digunakan untuk menentukan nilai Net Present Value ( NPV ) adalah sebagai berikut :
Dimana :   CFt  =  Aliran kas per tahun pada periode t
             Io =  Investasi awal pada tahun 0
             K =   suku bunga (discount rate)
    Maka kriteria penilaian adalah sebagai berikut :
a.       Jika NPV > 0 ( NPV Positif ), usulan proyek diterima.
b.      Jika NPV < 0 ( NPV Negatif ), usulan proyek ditolak.
c.       Jika NPV = 0 ( NPV Netral ), nilai perusahaan tetap walau usulan proyek diterima atau ditolak.

2.      Internal Rate of Return ( IRR )
Metode ini digunakan untuk mencari tingkat suku bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Rumus yang dipakai seperti di bawah ini :
                  Dimana :
                  NPV1 = NPV yang didapat pada tingkat suku bunga yang     berlaku.
                  NPV2 = NPV yang didapat pada tingkat suku bunga yang bersangkutan
                        i1 = Tingkat suku bunga yang berlaku
                        i2 = Tingkat suku bunga yang dimisalkan
            Kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut :
a.       Jika IRR > tingkat suku bunga, maka proyek dikatakan layak
b.      Jika IRR < tingkat suku bunga, maka proyek dikatakan tidak layak.
3.      Payback Period
Payback period adalah periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas, yang hasilnya merupakan satuan waktu. Dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Maka kriteria penilaian adalah, jika Payback Period lebih pendek waktunya dari pada maksimum Payback Period, usulan investasi dapat diterima. Maksudnya jika didapatkan nilai PP sebesar 5 tahun, berarti investasi akan kembali dalam jangka waktu 5 tahun.

4. Profitability Index ( PI )
         Pemakaian metode profitability index ( PI ) ini caranya adalah dengan menghitung melalui perbandingan antara Net Present Vaalue (NPV) dengan investasi. Perhitungan profitability index dapat menggunakan rumus berikut :
Kriteria penilaian : - Jika PI>1, maka usulan proyek dapat dikatakan menguntungkan
-    Jika PI < 1, maka usulan proyek tidak menguntungkan
Kriteria ini erat hubungannya dengan kriteria NPV, dimana jika NPV suatu proyek dikatakan layak ( NPV > 0 ), maka menurut kriteria PI juga layak ( PI > 1 ).



BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian
Dalam pengambilan data yang diperlukan, maka penulis melakukan penelitian pada bagian – bagian yang mencakup aspek financial. Penelitian dilakukan pada Industri Kecil dan Menengah Kipang “ Harmen “ yang beralamat di Sungai Pasak, Pariaman Tengah, Pariaman.
                   
3.2 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan secara deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mencari informasi yang telah tersedia di lapangan yang menggambarkan keadaan apa adanya, dengan pengamatan secara langsung ke lapangan. Dimana jenis penelitiannya adalah kuantitatif, dalam penelitian ini data akan diolah secara kuantitatif.

3.3    Variabel Penelitian
Adapun yang menjadi variabel penelitian dalam penelitian yang penulis lakukan yakni :
a.       Variabel Bebas
Segala macam biaya yang dikeluarkan oleh usaha kipang “Harmen“ kota Pariaman untuk melakukan proses produksi, mencakup juga modal tetap, dan modal kerja.
b.      Variabel Terikat
Net Present Value ( NPV ), Internal Rate of Return ( IRR ), Payback Period, Profitability Index.

3.4    Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, penulis menggunakan metode sebagai berikut :
1)      Wawancara
Yaitu dengan tanya jawab serta diskusi dengan pemilik dan tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses produksi. Selain itu, penulis melakukan diskusi dengan pembimbing lapangan.
2)      Observasi
Yaitu dengan melakukan pengamatan langsung ke lapangan terhadap kegiatan produksi yang dilakukan oleh tenaga kerja langsung.
3)      Studi Kepustakaan
Yaitu mengumpulkan data secara teoritis yang bersumber dari buku – buku pustaka, makalah, dan internet.

3.5    Teknik Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan di lapangan dikelompokkan sesuai dengan sifat dan peruntukannya, selanjutnya data dianalisis dengan kriteria penilaian keuangan yang lazim digunakan, antara lain :
1)      Net Present Value ( NPV )
2)      Internal Rate Of Return ( IRR )
3)      Payback Period ( PP )
4)      Profitability Index ( PI )            




















BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Profil Singkat Perusahaan
Usaha kipang “Harmen“ terletak di Sungai  Pasak, Pariaman Tengah, kota Pariaman. Usaha ini berdiri pada tahun 1987. Nama Harmen sendiri berasal dari nama anak bungsunya yang lahir pada tahun 1987 juga. Nama pemilik usaha ini adalah Ibu Nurhayati. Usaha kipang “ Harmen“ awalnya hanya memiliki dua pekerja yaitu pemilik dan suaminya, karena pada saat itu usaha yang mereka rintis masih sangat kecil. Seiring berjalannya waktu, usaha ini pun mengalami kemajuan yang pesat, hingga sekarang ini mampu mempekerjakan 9 orang tenaga kerja. Pemasarannya pun sudah mencakup sebagian wilayah Sumatera Barat, diantaranya Pasaman, Pariaman, Padang Pariaman, Padang, Padang Panjang, dan sebagainya. Pada tahun 2006, usaha kipang “ Harmen “ ini telah memiliki izin PIRT No.215137701023. Selain itu usaha ini juga mengikuti pelatihan – pelatihan yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Pariaman, diantaranya adalah pelatihan CEFE, packing kemasan produk, sanitasi dan manajemen usaha kecil dan menengah, dan manajemen perusahaan.




4.1.2 Aspek Pemasaran
Pemasaran dari usaha kipang “Harmen“ ini telah mencakup sebagian dari wilayah Sumatera Barat, diantaranya Pasaman, Pariaman, Padang Pariaman, Padang,  Padang Panjang, dan sebagainya.
Sistem pemasarannya adalah sistem langsung bayar (ada uang ada barang). Produk biasanya langsung dipasarkan kepada pedagang kelontong ataupedagang eceran , dan pedagang keliling, maupun pada konsumen langsung.

4.1.3 Aspek Teknik dan Teknologi
Aspek teknik dan teknologi ini akan menjelaskan mengenai lokasi usaha, jenis teknologi yang dipakai, kualitas (bahan baku dan proses produksi), tata letak pabrik, dan jumlah produksi.
1.      Lokasi Usaha
Usaha kipang “ Harmen “ ini terletak di kelurahan Sungai Pasak, Pariaman Tengah, kota Pariamn. Dimana merupakan daerah pemukiman yang dikelilingi oleh areal persawahan. Berjarak ± 4 Km dari pasar Pariaman. Lokasi usaha kipang “ Harmen “ ini cukup strategi, karena tidak jauh dengan pasar. Hal ini tetntu saja sangat menguntungkan bagi perusahaan, karena jarak lokasi cukup dekat dengan sumber bahan baku ( pasar Kota Pariaman ) dan cukup dekat dengan daerah pemasaran, sehingga dapat menghemat biaya transportasi bahan baku.
2.   Jenis Teknologi yang Digunakan
g digunakan oleh usaha ini dalam proses pembuatan kipang kacang, kipang beras ketan putih, dan kipang beras ketan hitam adalah sebagai berikut :

                 Tabel 4.2 Jenis Mesin dan Peralatan Tahun 2009
No.
JENIS PERALATAN/MESIN
JUMLAH
TOTAL
HARGA

1.
Wajan Besar
5 Unit
750.000

2.
Papan Cetak Kayu
5 unit
125.000

3.
Pisau
10 unit
50.000

4.
Mesin pengupas kulit ari
1 unit
800.000

5.
Ransang Jaring
3 Unit
450.000

6.
Kompor besar
2 Unit
400.000

7.
Kompor kecil
2 Unit
100.000

8.
Tungku Biasa
1 unit
200.000

9.
Tungku + tabung minyak
1 unit
250.000

10.
Serok
2 unit
70.000

11.
Penyodok
3 unit
75.000

12.
Panci perebus gula
2 unit
70.000

13.
Pengaduk gula dan pengaduk kipang
2 set
30.000

14.
Wajan Sedang
2 unit
80.000

15.
Rak toko
3 unit
600.000

16.
Botol
10 unit
5.000

17.
Baskom
10 unit
200.00

JUMLAH
4.255.000






                       Sumber : Usaha Kipang “ Harmen “, 2009.
3. Kualitas ( Bahan Baku dan Proses Produksi)
a) Bahan Baku
Dalam pembuatan produk kipang kacang, bahan bakunya adalah kacang tanah, gula saka, garam, dan vanili. Untuk produk kipang beras ketan hitam bahan bakunya adalah beras ketan hitam, gula saka, garam, minyak goreng, dan vanili. Sedangkan untuk pembuatan produk kipang beras ketan putih bahan bakunya adalah beras ketan putih, gula merah, garam, vanili, dan minyak goreng. Semua bahan baku yang dipakai berasal dari lokal dan kota dalam provinsi Sumatera Barat. Sehingga usaha kipang “Harmen“ ini tidak pernah mengalami kesulitan bahan baku. Selain bahan baku pembuatan produknya berasal dari Kota Pariaman, pemilik usaha ini juga telah memiliki langganan untuk membeli bahan baku, sehingga bahan baku selalu tersedia. Pada usaha ini menghasilkan tiga produk, namun yang penjualannya paling banyak adalah produk kipang kacang. Untuk lebih jelasnya mengenai pemakaian bahan baku per tahun, dapat dilihat di tabel di bawah ini :
 Tabel 4.3 Jenis dan Kebutuhan Bahan Baku Kipang Kacang  Tahun 2009
No.
JENIS BAHAN BAKU
JUMLAH
HARGA SATUAN BAHAN BAKU
NILAI BAHAN BAKU
(Rp. 000)
ASAL
BAHAN BAKU
1.
Kacang Tanah
1.000 Kg
12.000/Kg
12.000
Pariaman
2.
Gula Saka
900  Kg
8.500 / Kg
7.650
Pariaman
3.
Garam
12 Kg
4.000 / Kg
48
Pariaman
4.
Vanili
12 Kg
8.000 / Kg
96
Pariaman
JUMLAH

19.744

    Sumber : Usaha Kipang “Harmen“, 2009

          Tabel 4.4 Jenis dan Kebutuhan Bahan Baku Kipang Beras Ketan Hitam
        Tahun 2009
No.
JENIS BAHAN BAKU
JUMLAH
HARGA SATUAN BAHAN BAKU
(Rp.)
NILAI BAHAN BAKU
(RP. 000)
ASAL BAHAN BAKU
1.
Beras Ketan Hitam
1.200 Kg
11.000 /Kg
13.200
Pariaman
2.
Gula Saka
1050 Kg
8.500 / Kg
8.925
Pariaman
3.
Minyak Goreng
400 Kg
10.000 / Kg
4.000
Pariaman
4.
Garam
12 Kg
4.000 / Kg
48
Pariaman
5.
Vanili
12 Kg
8.000 / Kg
96
Pariaman

JUMLAH


26.269

     Sumber : Usaha Kipang “Harmen”, 2009

Tabel 4.5 Jenis dan Kebutuhan Bahan Baku Kipang Beras Ketan Putih
Tahun 2009
No.
JENIS BAHAN BAKU
JUMLAH
HARGA SATUAN BAHAN BAKU
(Rp.)
NILAI BAHAN BAKU
(RP. 000)
ASAL BAHAN BAKU
1.
Beras Ketan Putih
1.200 Kg
11.000 /Kg
13.200
Pariaman
2.
Gula Saka
1050 Kg
8.500 / Kg
8.925
Pariaman
3.
Minyak Goreng
400 Kg
10.000 / Kg
4.000
Pariaman
4.
Garam
12 Kg
4.000 / Kg
48
Pariaman
5.
Vanili
12 Kg
8.000 / Kg
96
Pariaman

JUMLAH


26.269

    Sumber : Usaha Kipang “Harmen”, 2009

Tabel 4.6 Jenis dan Kebutuhan Bahan Penolong Tahun 2009
No.
JENIS BAHAN PENOLONG
JUMLAH
HARGA SATUAN
(Rp.)
NILAI BAHAN PENOLONG
(RP. 000)
ASAL BAHAN PENOLONG
1.
Plastik
480  Kg
25.000 /Kg
12.000
Padang
2.
Minyak Tanah
2.500 L
3.300 / L
7.920
Pariaman
3.
Kayu Bakar
-
-
1.200
Pariaman

JUMLAH


21.120

    Sumber : Usaha Kipang “Harmen”, 2009

b) Proses Produksi
Pada usaha kipang “Harmen“ ini, produk yang dihasilkan adalah multi produk (ada tiga macam produk), produk yang dihasilkan itu berbasis pada bahan baku kacang tanah dan beras ketan. Namun, volume penjualan terbesar pada usaha kipang “ Harmen “ ini adalah produk kipang kacang. Maka dari itu, proses pengolahan yang akan di bahas adalah  mengenai pembuatan kipang kacang (proses pembuatan kipang beras ketan sama dengan kipang kacang). Langkah – langkah dalam proses pembuatan kipang kacang pada usaha kipang “ Harmen “ Kota Pariaman, adalah sebagai berikut :

a. Penyiapan bahan baku
Bahan baku yang digunakan adalah kacang tanah  , gula merah, garam halus, dan vanili. Kacang tanah disangrai, dibuang kulit arinya kemudian dilakukan penyortiran. Untuk satu kali proses pembuatan kipang kacang, dibutuhkan kacang tanah sebanyak 3,5L atau setara dengan 2,8 Kg, gula merah 1 Kg, vanili 1 sdt, dan1 sdt garam halus. Untuk kipang beras ketan hitam dan beras ketan putih, penyiapan bahan bakunya adalah sebagai berikut :
1)      Beras ketan hitam atau putih dicuci bersih, lalu dikukus hingga matang.
2)      Beras ketan yang sudah masak di jemur hingga kering.
3)      Setelah dijemur, beras ketan digoreng hingga garing.
4)      Takaran untuk pembuatan kipang beras sama dengan pembuatan kipang kacang.
b. Proses pemasakan
Gula merah yang telah ditimbang kemudian dimasak hingga berbentuk cairan yang kental. Ketika akan diangkat, ditambahkan garam dan vanili ke dalam cairan gula merah.
c.       Proses pencampuran
     Gula merah yang telah mengental dicampur dengan kacang tanah.
d.      Proses Pengadukan
Kacang tanah yang telah dicampurkan dengan cairan kental gula merah diaduk agar merata. Proses pengadukan ini harus cepat, karena kalau tidak cepat cairan gula merah akan mengeras, sehingga sulit menyatu dengan kacang tanah.
e.       Proses pencetakan
Proses pencetakan ini meliputi proses perataan kipang kacang dan pemotongan sesuai dengan ukuran papan cetak yang telah disediakan.
f.       Proses pengemasan
Kipang kacang yang telah dipotong – potong kemudian dikemas. Kemasan yang digunakan adalah plastik (propylene), dimana kipang kacang diletakkan pada plastik, kemudian plastik ini direkatkan dengan api dari lilin ( proses pengemasan manual ).

4.1.6 Aspek Lingkungan
Dalam aspek lingkungan ini, hal yang akan dibahas adalah mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup. Usaha kipang “ Harmen “ ini , menghasilkan limbah berupa kulit ari kacang tanah. Limbah ini dimanfaatkan sebagai campuran pakan ternak oleh pemilik dan warga sekitar pabrik. Sehingga limbah yang dihasilkan oleh usaha ini tidak mencemari lingkungan, dan tidak berbahaya.
Usaha kipang “ Harmen “ ini memberikan dampak yang positif dan sangat baik bagi lingkungan sosial ( masyarakat ). Dimana dengan berdirinya usaha kipang “Harmen“ ini, dapat menyerap tenaga kerja yang ada di Kota Pariaman, khususnya Pariaman tengah. Hal ini dikarenakan tenaga kerja yang ada pada usaha ini sebagian besar merupakan tetangga sekitar lokasi usaha.


4.1.7  Aspek Finansial
Dalam melakukan analisis kelayakan, aspek finansial merupakan faktor yang menentukan, artinya betapa pun aspek lain seperti aspek teknis dan pemasaran mendukung, namun tidak ada dana maka akan sia – sia. Tujuan dari analisa finansial ini adalah untuk memperkirakan berapa lama waktu pengembalian investasi dan keuntungan yang diperoleh, serta memberikan kesimpulan apakah usaha yang dilakukan layak atau tidak layak.

1.      Modal Tetap
Modal tetap adalah sejumlah dana atau aset lain yang dapat dinilai sebagai dana yang dibutuhkan untuk menyediakan atau pengadaan prasarana dan sarana produksi, dana, tersebut dihitung mulai dari bisnis masih dalam bentuk gagasan sampai dengan bisnis beroperasi secara komersil (Yunizurwan, 2009). Dimana contoh dari modal tetap adalah tanah, bangunan, mesin dan peralatan, dan sebagainya. Adapun besarnya modal tetap yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.9 Modal Tetap Usaha Kipang “ Harmen “ Tahun 2009
No.
Deskripsi
Biaya
Jumlah
1.
Tanah
Pembelian tanah

Rp.11.500.000

Rp. 11.500.000
2.
Bangunan
Bangunan Pabrik
Gudang
Toko dan Kantor

Rp. 20.000.000
Rp. 10.000.000
Rp. 5.000.000




Rp. 35.000.000
3.
Mesin dan Peralatan
Wajan Besar 5 bh x Rp. 150.000
Mesin Pengupas kulit ari 1 unit x Rp. 800.000
Papan cetak 5 bh x Rp. 25.000
Pisau 10 bh x Rp. 5.000
Kompor besar 2 bh x Rp. 200.000
Kompor kecil 2 bh x Rp. 50.000
Tungku biasa 1 unit x Rp. 200.000

Rp. 750.000
Rp. 800.000
Rp. 125.000
Rp.   50.000
Rp. 400.000
Rp. 100.000
Rp. 200.000





Lanjutan


No.
Deskripsi
Biaya
Jumlah

Tungku dan tabung minyak 1 unit x Rp.250.000
Serok 2 bh x Rp. 35.000
Ransang 3 bh x Rp. 150.000
Penyodok 3 bh x Rp. 25.000
Panci perebus gula 2 bh x Rp. 35.000
Pengaduk gula dan kipang 2 set x Rp. 15.000
Wajan sedang 2 bh x Rp. 40.000
Rak toko 3 bh x Rp. 200.000
Botol 10 bh x Rp. 500

Rp. 250.000
Rp.   70.000
Rp. 450.000
Rp.   75.000
Rp.   70.000
Rp.   30.000
Rp.   80.000
Rp. 600.000
Rp.     5.000









Rp. 4.055.000
4.
Inventaris
Meja dan kursi 1 unit x Rp. 200.000
Lemari kayu 1 unit x Rp. 100.000
Telepon 1 unit x Rp. 75.000

Rp. 200.000
Rp. 100.000
Rp.   75.000




Rp. 375.000
5.
Kendaraan
Pick up 1 unit x Rp. 60.000.000

Rp. 60.000.000

Rp. 60.000.000
6.
Izin – izin
Izin PIRT

Rp. 500.000

Rp. 500.000
Total Modal Tetap
Rp. 111.430.000
Sumber : Usaha Kipang “ Harmen “, 2009.


2.   Modal Kerja
Modal kerja adalah sejumlah dana yang disediakan untuk menjamin kelancaran produksi. Modal kerja merupakan dana yang menjembatani mulai saat pembelian bahan baku sampai dengan diterimanya hasil penjualan. Dengan demikian modal kerja disebut juga modal lancar. Yang dihitung dalam modal kerja adalah semua biaya yang ada dalam biaya produksi selama 1 tahun, kecuali biaya penyusutan dan premi asuransi. Jumlahnya dihitung untuk jangka waktu dari pembelian bahan baku hingga diterimanya hasil penjualan (Yunizurwan, 2009). Dalam hal ini modal kerja atau modal lancar yang dipakai adalah selama 2 bulan.  Berikut ini adalah uraian dari modal kerja pada usaha kipang “ Harmen “ :


       Tabel 4.10 Modal Kerja (2 bulan ) Usaha Kipang “ Harmen “ Tahun 2009
No.
Deskripsi
Biaya
1.
Bahan baku kipang kacang
2/12 x Rp. 19.744.000
Bahan baku kipang beras ketan hitam
2/12 x Rp. 26.269.000
Bahan baku kipang beras ketan putih
2/12 x Rp. 26.269.000

Rp. 3.290.667

Rp. 4.378.167

Rp. 4.378.167
2.
Biaya operasi pabrik
Listrik
2/12 x Rp. 2.160.000


Rp. 360.000
3.
Upah tenaga kerja langsung
2/12 x Rp. 32.640.000

Rp. 5.440.000



4.
Biaya operasi kantor
Telepon
2/12 x Rp. 900.000
Listrik
2/12 x Rp. 1.080.000


Rp. 150.000

Rp. 180.000
5.
Biaya bahan bakar pabrik
2/12 x Rp. 9.120.000

Rp. 1.520.000
6.
Biaya lain – lain
2/12 x Rp. 960.000

Rp. 160.000
7.
Biaya pemeliharaan dan perawatan
2/12 x Rp. 19.886.000

Rp. 3.314.333
8.
Gaji tenaga kerja tak langsung
Gaji pimpinan
2/12 x Rp. 24.000.000
Gaji sopir
2/12 x Rp. 1.440.000


Rp. 4.000.000

Rp. 240.000
9.
Biaya umum
2/12 x Rp. 1.200.000

Rp. 200.0000
10.
Jumlah produksi yang belum terjual ( 2 bln )
Rp. 0

11.
Biaya bahan bakar kendaraan
2/12 x Rp. 2.160.000

Rp. 360.000
12.
Biaya Pembungkusan
2/12 x Rp. 12.000.000

Rp. 2.000.000
Jumlah Modal Kerja
Rp. 29.971.333
Sumber : Usaha Kipang “ Harmen “ , 2009.

Jumlah modal yang harus disediakan = Modal tetap + Modal Kerja
= Rp. 111.430.000 + Rp. 29.971.333
                                                = Rp. 141.401.333


3.    Biaya Penyusutan
Metode yang digunakan dalam perhitungan penyusutan pada usaha kipang “Harmen” adalah metode garis lurus. Disini telah didapatkan nilai buku pada saat dilakukan evaluasi. Perhitungannya adalah sebagai berikut :
a. Nilai buku bangunan  = Rp. 35.000.000, umur ekonomis 20 tahun
   Penyusutan per tahun  = 1/20 (35.000.000) = 1.750.000
   Usia ekonomis industri = 6 tahun, maka nilai sisa = (20-6)x1.750.000 = 24.500.000
b. Nilai buku mesin produksi = Rp. 4.055.000, umur ekonomis = 6 tahun
   Penyusutan per tahun    = 1/6 (4.055.000) = 675.000
Usia ekonomis industri = 6 tahun, maka nilai sisa = (6-6)x675.000 = 0
c. Nilai buku inventaris   = Rp.375.000, umur ekonomis 6 tahun
   Penyusutan per tahun   = 1/6 (375.000) = 62.500
   Usia ekonomis industri = 6 tahun, maka nilai sisa = (6-6)x62.500 = 0
d. Nilai buku kendaraan  = Rp. 60.000.000, umur ekonomis 10 tahun
   Penyusutan per tahun   = 1/10 (60.000.000) = 6.000.000
   Usia ekonomis industri  = 6 tahun, maka nilai sisa = (10-6)x6.000.000= 24.000.000
e. Nilai buku izin           = Rp. 500.000, umur ekonomis 6 tahun
   Penyusutan per tahun = 1/6 (500.000) = 83.333
   Usia ekonomis industri = 6 tahun, maka nilai sisa = (6-6)x83.333 = 0
            Dariperhitungan di atas maka didapatkan penyusutan per tahun serta nilai sisa dari aktiva yang disusutkan per tahun. Untuk lebih jelasnya mengenai besarnya penyusutan dan nilai sisanya, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.11 Biaya Penyusutan Usaha Kipang “Harmen“ Tahun 2009
Keterangan
Nilai Buku
Umur ekonomis
( Tahun )
Penyusutan
Per Tahun
Nilai sisa
Bangunan
Rp. 35.000.000
20
Rp.1.750.000
24.500.000
Mesin Produksi
Rp.4.055.000
6
   Rp.    675.000
0
Inventaris
Rp. 375.000
6
    Rp.     62.500
0
Kendaraan
Rp.60.000.000
10
Rp.6.000.000
24.000.000
Izin
Rp. 500.000
6
    Rp.      83.333
0
Jumlah

Rp. 8.570.833
48.500.000
Sumber : Diolah Sendiri
4.    Biaya Produksi ( 1 tahun )
   Pada usaha kipang “Harmen“, dilakukan analisis kelayakan usaha dalam periode 1 tahun yakni pada tahun 2009, maka dihitung biaya produksi selama 1 tahun (biaya produksi selama tahun 2009), dimana dalam 1 tahun tersebut terdapat 96 hari kerja efektif. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan pada saat proses produksi (untuk menghasilkan produk). Biaya produksi ini terbagi menjadi dua, yakni biaya tetap dan biaya variabel.

a.    Biaya Tetap
Biaya tetap merupakan biaya – biaya yang harus dikeluarkan, dimana jumlahnya relatif tetap atau tidak dipengaruhi oleh volume produksi. Pada biaya tetap ini termasuk juga di dalamnya penyusutan, biaya pemeliharaan, dan premi asuransi, Dimana pada biaya pemeliharaan dan perawatan dikenakan sebesar 20%, sedangkan untuk premi asuransi dikenakan sebesar 1%. Adapun biaya tetap pada usaha kipang “ Harmen “ adalah sebagai berikut :



Tabel 4.12 Biaya Tetap Usaha Kipang “ Harmen “ Tahun 2009
No.
Deskripsi
Biaya
Jumlah
1.
Biaya operasi kantor
Telepon
Rp. 75.000/bln x 12 bln
Listrik
Rp. 90.000/bln x 12 bln


Rp.    900.000

Rp. 1.080.000




Rp. 1.980.000
2.
Penyusutan
Bangunan          1/20 x Rp. 35.000.000
Mesin Produksi 1/6 x Rp.   4.055.000
Inventaris           1/6 x Rp.      375.000
Kendaraan          1/10x Rp.60.000.000
Izin                     1/6 x Rp.     500.000

Rp.   1.750.000
Rp.      675.000
Rp.        62.500
Rp. 6.000.000
Rp.        83.333





 Rp. 8.570.833
3.
Biaya Pemeliharaan dan Perawatan
Bangunan           20% x Rp. 35.000.000
Mesin Produksi 20% x Rp. 4.055.000
Inventaris           20% x Rp. 375.000
Kendaraan          20% x Rp. 60.000.000

Rp.   7.000.000
Rp.      811.000
Rp.        75.000
Rp. 12.000.000




Rp. 19.886.000
4.
Premi asuransi
Bangunan            1% x Rp. 35.000.000
Mesin Produksi  1% x Rp.    4.055.000
Inventaris            1% x Rp.      375.000
Kendaraan           1% x Rp. 60.000.000
Karyawan            1% x Rp. 52.080.000
Produk yang belum terjual  1% x Rp. 0
Bahan baku         1% x Rp. 72.282.000

Rp. 350.000
Rp.   40.550
Rp.     3.750
Rp. 600.000
Rp. 520.800
Rp. 0
Rp. 722.820









Rp. 2.237.920
4.
Gaji pimpinan
Rp. 2.000.000/bln x 12 bln
Gaji sopir
Rp. 120.000/bln x 12 bln

Rp. 24.000.000

Rp.   1.440.000



Rp. 25.440.000
5.
Biaya Umum
Rp. 100.000/bln x 12 bln

Rp. 1.200.000

Rp.   1.200.000
6.
Suku Bunga Bank 13%


Jumlah Biaya Tetap
Rp. 59.314.753
Sumber : Diolah Sendiri

b.   Biaya Variabel
Biaya variabel merupakan biaya – biaya yang jumlahnya selalu berubah sesuai dengan volume produksi. Adapun yang termasuk ke dalam kelompok biaya variabel pada usaha kipang “Harmen” ini terlihat pada tabel berikut :

Tabel 4.13 Biaya Variabel Usaha Kipang “Harmen “ Tahun 2009
No.
Deskripsi
Biaya
Jumlah
1.



Biaya bahan baku
a)       Kipang Kacang
Kacang tanah 1000Kg x Rp12.000/Kg
Gula saka 900Kg x Rp8.500/Kg
Garam 12Kg x Rp 4.000/Kg
Vanili 12Kg x Rp. 8.000/Kg

b)       Kipang Beras Ketan Putih
Beras ketan putih 1200KgxRp11.000/Kg
Gula saka 1050Kg x Rp. 8.500/Kg
Minyak goring 400Kg x Rp. 10.000
Garam 12Kg x Rp. 4.000
Vanili 12Kg x Rp. 12.000

c)       Kipang Beras Ketan Hitam
Beras ketan hitam1200KgxRp11.000/Kg
Gula saka 1050Kg x Rp8.500/Kg
Minyak goring 400Kg x Rp10.000/Kg
Garam 12Kg x Rp 4.000/Kg
Vanili 12Kg x Rp 12.000/Kg


Rp. 12.000.000
Rp. 7.650.000
Rp. 48.000
Rp.96.000


Rp. 13.200.000
Rp. 8.925.000
Rp. 4.000.000
Rp.48.000
Rp.96.000


Rp. 13.200.000
Rp. 8.925.000
Rp.4.000.000
Rp. 48.000
Rp.96.000






Rp. 19.744.000







Rp. 26.269.000





Rp. 26.269.000
2.
Biaya operasional pabrik
Listrik Rp. 180.000 x 12 bln

Rp. 2.160.000

Rp.   2.160.000
3.
Upah tenaga kerja langsung
Pencetak 2org x Rp.1.500/ctk x 60 ctk x 96HKE
Perendang 1org x Rp. 30.000/hr x 96 HKE
Penggoreng 1org x Rp. 30.000/hr x 96 HKE
Pembungkus 4org x Rp. 25.000/hr x 96 HKE

Rp. 17.280.000
Rp. 2.880.000
Rp. 2.880.000
Rp. 9.600.000




Rp. 32.640.000
4.
Biaya bahan bakar kendaraan ( pick up )
5L/hr x 96 HKE x Rp. 4.500

Rp. 2.160.000

Rp. 2.160.000
5.
Biaya bahan bakar pabrik
Minyak tanah 25L/hari x 96 HKE x Rp. 3.300/L
Kayu Bakar Rp. 100.000/bln x 12 bln

Rp. 7.920.000
Rp. 1.200.000


Rp. 9.120.000
6.
Biaya Pembungkusan
Plastik 5 Kg/hari x 96 HKE x Rp. 25.000

Rp. 12.000.000

Rp. 12.000.000
7.
Biaya lain – lain
Rp. 10.000 x 96 HKE

Rp. 960.000

Rp.      960.000
Jumlah
Rp. 131.322.000
Sumber : Diolah Sendiri

Maka biaya produksi selama 1 tahun adalah :
Biaya Produksi = Biaya Tetap + Biaya Variabel
                          = Rp. 59.314.753 + Rp. 131.322.000
                          = Rp.190.636.753
4.2    Pembahasan
4.2.1 Aspek Pemasaran
Penjualan produk dari usaha kipang “ Harmen “ ini sangat lancar, hal ini dapat dilihat pada tidak adanya produk yang tersisa. Pada usaha ini, produk terjual semua, sehingga dapat disimpulkan bahwasanya usaha ini tidak mengalami kendala pada aspek pemasaran. Untuk pengembangan dan peningkatan usaha hendaknya dilakukan perluasan pasar.

4.2.2 Aspek Tekknik dan Teknologi
Usaha kipang “Harmen“ ini cukup baik dari segi aspek teknik dan teknologi (dapat dilihat pada penjelasan pada hasil penelitian). Usaha ini memiliki lokasi yang cukup strategis (hal ini dikarenakan letak lokasi pabrik dengan pasar cukup dekat, sehingga dapat menghemat biaya transportasi bahan baku). Kualitas produk sangat dipengaruhi oleh kualitas bahan baku dan proses produksi. Dalam hal ini bahan baku yang digunakan adalah bahan baku lokal (Pariaman), kualitas dari bahan baku lokal cukup baik, bahan baku mudah diperoleh, karena sumber bahan baku dekat dengan pabrik selain itu pemilik memiliki langganan, sehingga bahan baku cukup tersedia. Sedangkan proses produksi yang dilakukan sudah baik, hal ini dapat dilihat pada diagram alir pembuatan kipang kacang (pada lampiran 1). Teknologi yang digunakan oleh usaha ini masih cukup sederhana dimana usaha ini kebanyakan menggunakan tenaga manusia dan semua peralatan yang digunakan juga sederhana (masih manual). Jumlah produksi pada usaha kipang “Harmen” ini adalah 30.000 pack untuk kipang kacang, 15.000 pack untuk kipang beras ketan hitam, dan 15.000 pak untuk beras ketan putih. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.8 (pada hasil penelitian mengenai aspek teknik dan teknologi).

4.2.3 Aspek Manajemen
Usaha kipang “ Harmen “ ini juga menerapkan system bentuk garis ( Line Organitation ), dimana bentuk organisasi ini merupakan tipe organisasi yang bentuknya sederhana yang muncul akibat adanya otoritas garis yang disusun secara hierarki ( tingkatan ) yang terdapat dalam semua organisasi. Dengan kata lain, dalam organisasi garis ini, hubungan antara atasan dengan bawahan dapat dilakukan dengan secara langsung, baik itu perintah maupun memberikan pertanggungjawaban kepada atasan. Struktur organisasi dapat dilihat pada lampiran 3.

4.2.4 Aspek Yuridis
Dalam aspek yuridis ini, usaha kipang “ Harmen “ memiliki jaminan keamanan dari segi hukum, hal ini dikarenakan usaha kipang “ Harmen “ ini telah memenuhi perizinan yang diwajibkan bagi industri kecil dan menengah.

4.2.5 Aspek Lingkungan
Usaha kipang “ Harmen “ ini, menghasilkan limbah yang dimanfaatkan sebagai campuran pakan ternak oleh pemilik dan warga sekitar pabrik. Sehingga limbah yang dihasilkan oleh usaha ini tidak mencemari lingkungan, dan tidak berbahaya. Selain itu usaha ini memberikan dampak yang positif dan sangat baik bagi lingkungan sosial (masyarakat sekitar lokasi pabrik). Dimana dengan berdirinya usaha kipang “Harmen“ ini, dapat menambah penghasilan masyarakat sekitar, terutama yang menjadi pekerja di usaha kipang “Harmen”.

4.2.6 Aspek Finansial
a. Harga Pokok    
Maka harga pokok/unit = Biaya produksi 1 tahun
                                                     Jumlah produksi 1 tahun
                                                  =  Rp. 190.636.753     =  Rp. 3.177 /pack
                                                             60.000 pack                 (pembulatan)
Harga jual kipang kacang, kipang beras ketan hitam, dan kipang beras ketan putih adalah Rp. 7.000/pack. Maka harga pokok produksi lebih kecil dari harga penjualan ( Rp. 3.177  < Rp. 7.000 ), maka usaha kipang “ Harmen “ ini memperoleh keuntungan ( usaha ini layak ).

b.Perhitungan Untung atau Rugi
   Laporan rugi laba merupakan suatu laporan sistematis mengenai penghasilan, biaya, rugi yang diderita ataupun laba, yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Perhitungan rugi laba ini dibuat berdasarkan jumlah penjualan dan biaya produksi selama tahun 2009. Dalam perhitungan untung rugi suatu perusahaan, dicantumkan pajak-pajak yang dikenakan, yakni pajak penjualan dan pajak penghasilan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :


Tabel 4.14 Perhitungan Untung Rugi Usaha Kipang “ Harmen “ Tahun 2009
No.
Deskripsi
Biaya
Jumlah
1.
Penjualan
Kipang kacang
30.000 pack/thn xRp. 7000/pack
Kipang beras putih
15.000 pack/thn x Rp. 7.000/pack
Kipang beras hitam
15.000 pack/thn x Rp. 7000/pack


Rp. 210.000.000

Rp. 105.000.000

Rp. 105.000.000






Rp. 420.000.000
2.
Pajak penjualan
1,5%

Rp.  6.300.000

Rp.  6.300.000
3.
Penerimaan penjualan

Rp. 413.700.000
4.
Biaya produksi selama 1 tahun
Rp. 184.636.753            
Rp. 184.636.753
5.
Laba kotor

Rp.229.063.247
6.
Pajak keuntungan
10 %
Rp. 22.906.325

Rp.22.906.325
7.
Laba bersih

Rp. 206.156.922
Sumber : Diolah Sendiri
c. Proyeksi Aliran Kas
   Untuk membuat aliran kas, yang menggambarkan penerimaan dan pengeluaran dalam jangka waktu tertentu ( Biasanya 1 tahun ), diasumsikan :
1.      Usia ekonomis industri           =          6 tahun
2.      Berdasarkan prediksi dari pemilik usaha kipang “Harmen”, mulai tahun 2013 volume penjualan produk pada akan mengalami kenaikan sebesar 10 %.
·         Proyeksi Volume Penjualan Produk Kipang kacang
·         Tahun 2010 (1)            =          30.000 pack x Rp.7.000/pack =Rp. 210.000.000
·         Tahun 2011 (2)            =          30.000 pack x Rp.7.000/pack =Rp. 210.000.000
·         Tahun 2012 (3)            =          30.000 pack x Rp.7.000/pack =Rp. 210.000.000
·         Tahun 2013 (4)            =          33.000 pack xRp.7.000/pack =Rp. 231.000.0003
·         Tahun 2014 (5)            =          33.000 pack x Rp.7.000/pack =Rp. 231.000.000
·         Tahun 2015 (6)            =          33.000 pack x Rp.7.000/pack =Rp. 231.000.000      
·         Proyeksi Volume Penjualan Produk Kipang Beras Ketan Putih
·         Tahun 2010(1)             =          15.000pack x Rp.7.000/pack =Rp. 105.000.000
·         Tahun 2011(2)             =          15.000pack x Rp.7.000/pack =Rp. 105.000.000
·         Tahun 2012(3)             =          15.000pack x Rp.7.000/pack =Rp. 105.000.000
·         Tahun 2013(4)             =          16.500pack x Rp.7.000/pack =Rp. 115.500.000
·         Tahun 2014(5)             =          16.500pack x Rp.7.000/pack =Rp. 115.500.000
·         Tahun 2015(6)             =          16.500pack x Rp.7.000/pack =Rp. 115.500.000

·         Proyeksi Volume Penjualan Produk Kipang Beras Ketan Hitam
·         Tahun 2010(1)             =          15.000pack x Rp.7.000/pack =Rp. 105.000.000
·         Tahun 2011(2)             =          15.000pack x Rp.7.000/pack =Rp. 105.000.000
·         Tahun 2012(3)             =          15.000pack x Rp.7.000/pack =Rp. 105.000.000
·         Tahun 2013(4)             =          16.500pack x Rp.7.000/pack =Rp. 115.500.000
·         Tahun 2014(5)             =          16.500pack x Rp.7.000/pack =Rp. 115.500.000
·         Tahun 2015(6)             =          16.500pack x Rp.7.000/pack =Rp. 115.500.000

3.      Suku Bunga yang dipakai       =          13 %
Tabel 4.15 Proyeksi aliran Kas Usaha Kipang “Harmen” Tahun 2009
NO
DESKRIPSI
Tahun
0
( Rp. )
Tahun
1
( Rp. )
Tahun
2
( Rp. )
Tahun
3
( Rp. )
Tahun
4
( Rp. )
Tahun
5
( Rp. )
Tahun
6
( Rp. )
1
Investasi
141,401,333
0
0
0
0
0
0
2
Penjualan

420,000,000
420,000,000
420,000,000
462.000.000
462.000.000
462.000.000
3
Pajak Penjualan 1,5%

6.300.000
6.300.000
6.300.000
6.930.000
6.930.000
6.930.000
4
Penerimaan Penjualan

413,700,000
413,700,000
413,700,000
455.070.000
455,070,000
455,070,000
5
Biaya Produksi

190,636,753
190,636,753
190,636,753
190,636,753
190,636,753
190,636,753
6
Keuntungan Kotor

223,063,247
223,063,247
223,063,247
264,433,247
264,433,247
264,433,247
7
Pajak Keuntungan 10%

22.306.325
22.306.325
22.306.325
26.443.325
26,443,325
26.443.325
8
Keuntungan Bersih

200,756,922
200,756,922
200,756,922
237,989,922
237,989,922
237,989,922
9
Penyusutan

8,570,833
8,570,833
8,570,833
8,570,833
8,570,833
8,570,833
10
Nilai Sisa

0
0
0
0
0
48,500,000









11
Net Revenue

209,327,755
209,327,755
209,327,755
246,560,755
246,560,755
295,060,755
Sumber : Diolah Sendiri
d .Payback Period ( PP )
Maka jangka waktu dalam pengembalian investasi  adalah 0,7 tahun atau setara dengan 8 bulan 12 hari. Oleh karena usaha kipang “Harmen” ini memiliki umur ekonomis industri 6 tahun, maka usaha ini layak untuk dipertahankan.

e. Net Present Value
NPV adalah selisih antara nilai sekarang dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan – penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Perhitungan NPV selama 8 tahun adalah sebagai berikut :
Tabel 4.16 Perhitungan Net Present Value

Tahun

Cash Inflow
Discount Factor
Present Value



i = 13%

1

Rp.209,327,755
0.885
Rp.182.245.801
2

Rp.209,327,755
0.783
Rp.163.934.337
3

Rp.209,327,755
0.693
Rp.145.074.635
4

Rp.246.560,755
0.613
Rp.151.220.329
5

Rp.246,560,755
0.543
Rp.133.823.300
6

Rp.295,060,755
0.480
Rp.141.723.147
Present Value




Rp.930.595.799
Investasi



Rp.141,401,333
NPV



Rp.789,194,466
             Sumber : Diolah sendiri
Dari perhitungan di atas, diperoleh NPV positif ( Rp. 789.194.466) > 0, maka usaha kipang “Harmen“ ini layak untuk dipertahankan.

g. Internal Rate of Return ( IRR )
Perhitungan untuk mendapatkan IRR, didapatkan dengan cara trial and error . Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang atau penerimaan kas, dengan mengeluarkan investasi awal. Rumus yang dipakai dapat dilihat di bawah ini :

Tabel 4.17 Perhitungan Internal Rate of Return
Tahun
Cash Inflow
Discount factor


Present Value
Tahun
Cash Inflow
Discount factor
Present Value


i = 13%




i= 150%

1
209,327,755
0.885

228.166.155
1
209,327,755
0.400
90.784.421
2
209,327,755
0.783

201.916.951
2
209,327,755
0.160
31.966.345
3
209,327,755
0.693

178.687.568
3
209,327,755
0.064
11.255.755
4
246,560,755
0.613

180.966.287
4
246,560,755
0.026
4.535.635
5
246,560,755
0.543

160.147.157
5
246,560,755
0.010
1.597.055
6
295,060,755
0.48

141.723.147
6
295,060,755
0.004
562.343
Present Value



930.595.799
Present value


140.665.826
Investasi



141.401.333
Investasi


141.401.333
NPV



789.194.466
NPV


-735.508
Sumber : Diolah sendiri                              
              =  0,859
              = 85,9 %       
Dengan IRR 85,9 %, berarti usaha kipang “ Harmen “  masih layak untuk dipertahankan sampai tingkat suku bunga simpanan bank sebesar 150%.

h. Profitability Index
              Metode profitability index ini dilakukan dengan cara menghitung melalui perbandingan antara nilai sekarang ( present value ) dari rencana – rencana penerimaan kas bersih di masa yang akan datang dengan nilai sekarang ( present value ) dari investasi yang telah dilaksanakan.
             
Oleh karena nilai profitability index (PI) adalah 5,581. Dimana PI ( 5,581) > 1, maka proyek dikatakan menguntungkan.




BAB V
PENUTUP

5.1Kesimpulan
Dari uraian dan penjelasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa Usaha Kipang “Harmen“ Kota Pariaman layak untuk dipertahankan dan dikembangkan.

5.2 Saran
            Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diberikan saran sebagai beriikut :
1.      Usaha kipang “Harmen“  perlu menerapkan pembukuan dalam perusahaannya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui segala macam biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dan menghindari adanya kemungkinan tercampurnya keuangan pribadi dan keuangan perusahaan.
2.      Sebaiknya usaha kipang “Harmen“ menerapkan pembuatan laporan analisis kelayakan usaha dalam setiap berproduksi pada periode yeng ditentukan ( setiap  1 tahun ). Hal ini dimaksudkan agar perusahaan mengetahui kondisi perusahaan yang ada.
3.      Sebaiknya usaha kipang “Harmen” menambah hari kerja efektif, agar usaha ini mampu memperoleh keuntungan yang maksimal.


1 komentar:

  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus